Kesiapan Kesiapan Guru Matematika Dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN Masyarakat ASEAN

Main Article Content

Ahmad Nizar Rangkuti

Abstract

Pendidikan memiliki peran penting dalam membangun sumber daya manusia yang kompetitif dan mampu bersaing dengan negara lain. Dalam menyongsong Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), pendidikan harus mampu mempersiapkan sumber daya manusia yang terampil, peka dan kritis dalam menghadapi tantangan maupun perubahan-perubahan yang akan terjadi di dunia pendidikan mendatang. Agar guru matematika siap dalam menghadapi MEA, guru matematika harus memahami tentang isu-isu strategis, pengembangan keprofesian guru, dan revitalisasi pembelajaran matematika.

Article Details

How to Cite
RANGKUTI, Ahmad Nizar. Kesiapan Kesiapan Guru Matematika Dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN. Prosiding SI MaNIs (Seminar Nasional Integrasi Matematika dan Nilai-Nilai Islami), [S.l.], v. 1, n. 1, p. 649-658, nov. 2017. Available at: <http://conferences.uin-malang.ac.id/index.php/SIMANIS/article/view/324>. Date accessed: 29 mar. 2024.
Section
Mathematics Education

References

[1]Armanto, Dian. 2002. Teaching Multiplication and Division Realistically in Indonesian Primary Schools: a Prototype of Local Instructional Theory. Enschede, The Netherlands: PrintPartners Ipskamp.
[2]de Lange, J. 1995. Assessment: No Change without Problems, in T.A. Romberg (ed.), Reform in School Mathematics, SUNY Press, Albany.
[3]Fauzan, Ahmad. 2002. Applying Realistic Mathematics Education (RME) in Teaching Geometry in Indonesian Primary Schools. Enschede, The Netherlands: PrintPartners Ipskamp.
[4]Fauzan, Ahmad, Sri Elniati., Elita Z.J., Fitrani D. 2006. Pengembangan dan Implementasi Perangkat Pembelajaran Berbasis RME Untuk Sekolah Dasar di Provinsi Indonesia (Laporan Penelitian Hibah Bersaing tahun 2004 – 2006). Padang: Lembaga Penelitian UNP.
[5]Fauzan, Ahmad. 2013. Revitalisasi Pembelajaran Matematika, Why, What, and How? Makalah, disampaikan dalam Seminar Pendidikan Matematika IAIN Padangsidimpuan.
[6]Freudenthal, H. (1991). Revisiting mathematics education. The Netherlands, Dordrecht: Kluwer Academic.
[7]McMillan, J. 2001.Classroom Assessment.
[8]Mullis, I.V.S & Martin, M.O (ed) 2013. TIMSS 2015 Assessment frameworks, Boston: TIMSS FIRLS International Study Center and IEA
[9] Mullis, I.V.S & Martin, M.O (ed) 2014. TIMSS advance 2015 Assessment frameworks, Boston: TIMSS FIRLS International Study Center and IEA
[10]OECD. 2009b. PISA take the test: Sample questions from OECD's PISA assessment. OECD: Paris
[11] Ott, Jack. 2003. Alternative Assessment. New York: Glencoe McGraw Hill.
[12] Permenneg PAN dan RB No. 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya
[13]Stacey, Kaye. 2011. The PISA View of Mathematical Literacy in Indonesia. IndoMS Journal on Mathematics Education, Vol. 2(2), July 2010. IndoMS: Palembang
[14] http://nces.ed.gov/timss/
[15] Suherman, Herman, dkk. 2003. Strategi Pembelajaran Kontemporer. Bandung: UPI
[16] Undang- undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen